
KepoFive - Melaksanakan ibadah puasa dibulan Ramdhan seperti sekarang ini mungkin mudah bagi umat muslim di Indonesia yang mayoritas. Bisa melaksankan puasa dengan leluasa dan nyaman. Suasana Ramadhan di Indonesia yang begitu terasa membuat kita semangat melaksanakan ibadah. Saat sore hari Bazar Ramadhan dimana-mana.
Banyak orang yang ngbuburit hanya untuk menunggu waktu berbuka puasa. Kumandang adzan maghrib terdengar dimana-mana menandakan waktu berbuka tiba. Suasana inilah yang membuat bulan Ramadhan menjadi bulan yang sangat berkesan. Tapi apa jadinya kalau kita berpuasa di negara minoritas muslim seperti Jepang ? Gimana sobat KepoFive udah ada yang pernah ngerasain puasa di Jepang ?
Islam di Jepang bukanlah agama mayoritas karena kebanyakan penduduknya beragama Shinto dan Buddha. Di Tokyo yang memiliki populasi sekitar 13juta misalnya, kesempatan bertemu dengan sesama Muslim hanya sebesar 0.0007% saja. Sobat KepoFive tentu dapat membayangkan susahnya bertemu dengan individu seagama kan?
Kalau begitu gimana suasana berpuasa di Jepang ? Apa bedanya dengan puasa di Indonesia ? Berikut ulasannya.
1. Kondisi Cuaca di Jepang

Jepang adalah negara dengan iklim sub tropis. Sehingga jepang memiliki 4 musim yang berbeda. Pada musim dingin siang menjadi lebih pendek dibandingkan malam, sementara di musim panas malam menjadi lebih singkat dibandingkan siang. Jadi, kalau puasa jatuh di musim dingin penduduk Muslim Jepang mungkin akan merasa mudah ketika Karena di musim dingin waktu siang lebih singkat. Namun apabila ternyata puasa jatuh pada musim panas, maka penduduk Islam Jepang harus bersiap-siap puasa selama 16-17 jam dengan suhu berkisar antara 33-36 derajat Celcius. Sobat KepoFive bisa membayangkannya kan ?
2. Fasilitas Ibadah Muslim Terbatas

Berbeda dengan di Indonesia, kita bisa menemukan fasilitas ibadah muslim dengan mudah. Saat waktu berbuka tiba, suara adzan terdengar dimana-mana. Nah kalau di Jepang, saat Ramadhan tidak terdengar apa-apa. Kegiatan keagamaan tidak boleh menggunakan pengeras suara.
Meskipun demikian, saat berbuka umat muslim Jepang akan berkumpul dipusat-pusat keagamaan. Dengan beginilah suasana Ramadhan akan terasa.
3. Tidak Ada Pengurangan Jam Aktivitas

Jepang terkenal dengan kedisiplinan dan etos kerja yang sangat tinggi. Sehingga tidak ada pengurangan jam kerja meskipun pada bulan Ramadhan. Semua berjalan seperti biasanya. Kalau begitu puasa disana harus lebih extra ya ?
4. Lingkungan Budaya di Jepang

Mayoritas orang jepang beragama Buddha dan Shinto. Akan susah bagi kita untuk menemukan orang yang seagama. Untuk mengatasi tantangan budaya, hal-hal yang bisa meningkatkan semangat melakukan puasa perlu disiasati. Kita bisa mengenalkan kepada teman atau atasan mengenai apa dan bagaimana puasa Ramadhan. Dengan penjelasan yang baik, orang Jepang sangat bisa menerima keadaan kita berpuasa, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang lebih menjaga perilakunya di depan kita yang berpuasa. Karena orang Jepang itu rasa menghargai antar sesama sangat tinggi.
5. Susah Menemukan Makanan Halal

Tempat yang menjual makanan halal di Jepang memang agak sulit ditemukan. Dengan mayoritas warganya yang non muslim pasti lebih banyak makanan yang non halal. Tapi kita bisa menyiasatinya dengan lebih banyak memakan makanan seperti sayuran dan buah-buahan. Lebih sehat kan ?
Jadi kita yang puasa di indonesia harus lebih semangat melaksanakan ibadahnya. Dan harus lebih bersyukur dengan semua kenyamanan yang sudah diberikan-Nya.
Sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat dan jangan lupa comment ya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar